Ada fakta-fakta sejarah dimana pahlawan-pahlawan Aceh yang melawan imperialisme ternyata dipengaruhi sentuhan Utsmani.
Dengan sangat antusias, Aceh dalam sejarahnya suka sekali membangun aliansi persatuan negeri-negeri Islam dengan kerajaan Islam lainnya seperti Johor, Demak, Jepara, Ternate, India, dan dengan kekuatan terbesar di dunia saat itu; Kesultanan Utsmaniyah yang beribukota di Istanbul. Kira-kira apa saja wujud interaksi itu?
Pengaruh Turki Utsmani Pada Perjuangan Aceh
Sejak Dulu, Aceh Sudah Mendunia
Kesultanan Aceh, salah satu bab istimewa yang kalau kita membahasnya lebih dalam ternyata akan menyingkap banyak rahasia besar. Sejak awal, kesultanan ini memang telah memiliki daya jangkau internasional. Pada masa pemerintahan Ali Mughayat Syah misalnya (1511-1530) beliau membangun hubungan politik, ekonomi dan agama dengan wilayah Muslim lainnya.
Aliansi Negeri Muslim Tempo Doeloe
Dengan sangat antusias, Aceh dalam sejarahnya suka sekali membangun aliansi persatuan negeri-negeri Islam dengan kerajaan Islam lainnya seperti Johor, Demak, Jepara, Ternate, India, dan dengan kekuatan terbesar di dunia saat itu; Kesultanan Utsmaniyah yang beribukota di Istanbul. Kira-kira apa saja wujud interaksi itu?
Fokus Utsmani Berpindah ke Samudra Hindia
Upaya Kesultanan Aceh ternyata mendapatkan perhatian dari kaum elit Utsmani. Dengan diangkatnya Sokullu Mehmed Pasha sebagai Perdana Menteri Utsmaniyah di era Sultan Selim Il, fokus Utsmani mulai berpindah dari Eropa menuju wilayah-wilayah di sekitaran Samudera Hindia, termasuk Sumatra.
Catatan Dari Venesia
Dalam catatan sumber-sumber Venesia dinyatakan bahwa berdasarkan laporan Duta Besar Venesia untuk Utsmaniyah, diketahui pada 1562 telah sampai utusan Aceh di Istanbul untuk meminta bantuan artileri dalam rangka memerangi Portugis di Malaka. Informasi ini didukung sumber Portugis yang menjelaskan tentang pertempuran yang terjadi di lepas pantai Arab pada April-Maret 1561.
Warisan Militer Utsmani
Warisan hubungan bilateral antara Aceh dan Utsmaniyah masih terasa pada perjuangan Aceh berikutnya. Di bidang militer, taktik, teknik dan artileri Utsmani masih dipakai pasukan Aceh setidaknya hingga masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Begitu pula pengawal istana pada masa beliau, meniru pasukan Janissary Utsmani. Hal ini adalah bentuk nyata dari peran para instruktur militer Utsmani yang mendidik pasukan Aceh.
Akademi Baitul Maqdis
Warisan lainnya adalah dibangunnya akademi Militer untuk pasukan Aceh yang diberi nama "Ma'had Baitul Maqdis." Meskipun keberadaannya tidak bertahan hingga sekarang, tapi pada masanya, akademi ini telah melahirkan banyak pejuang Aceh yang tangguh.
Salah satu yang paling terkenal adalah Laksamana Keumala Hayati, komandan Angkatan Laut Aceh dari Inong Balee.
Referensi: Jejak Khekhalifahan Turki Utsmani di Nusantara Karya Ust Deden Herdiansyah
Post a Comment
Post a Comment